Fenomena Kerja +852! #3 Mempermainkan Atasan Ketika Makan Siang Dengan Memesan Dim Sum 5x Porsi Dari Biasanya
Sebagian besar orang Indonesia yang pernah bekerja di perusahaan Hong Kong terutama di perkantoran pasti merasakan bahwa orang Hong Kong tidak begitu menghormati atau menghargai atasan atau pemilik perusahaan dibandingkan dengan di Indonesia. Bahkan terkadang karyawan sering kali melakukan perlawanan atau mengadu atasannya kepada pihak yang lebih berwewenang dan menganggap mereka itu bodoh dan tidak bijaksana.
Hal tersebut lebih parah di departemen atau perusahaan yang memiliki karyawan dengan keahlian khusus seperti insinyur, karyawan Teknologi Informasi, dan lainnya. Penulis dulu bekerja di sebuah perusahaan di bagian Teknologi Informasi dan setiap karyawan memiliki keahlian yang berbeda-beda, sehingga atasan-atasan kami tidak terlalu berani menegur jika mereka merasa kami melakukan sebuah kesalahan. Melihat kelemahan mereka tersebut, beberapa rekan kerja sering mengajak karyawan lain mempermainkan atasan-atasan dan salah satu contohnya adalah memesan makanan sebanyak mungkin meskipun tidak habis ketika atasan mentraktir makan.
Suatu hari pada tahun 2005, penulis dan 8 rekan kerja lainnya diajak oleh manajer kami untuk makan siang di sebuah restoran Chinese dekat kantor kami di daerah Admiralty. Kemudian beberapa rekan kerja dengan sengaja memesan Dim Sum sebanyak-banyaknya sehingga manajer ini pada akhirnya harus mengeluarkan uang hampir HK$3,000 dan tidak menerima kata terima kasih satu pun dari para karyawan, tetapi penulis dan beberapa karyawan tetap mengucapkan terima kasih kepadanya karena kami percaya adanya karma.
Seperti yang diduga penulis, rekan kerja yang paling sering menjadi pelopor mempermainkan atasan tiba-tiba dipecat. Ternyata manajer bekerja sama dengan karyawan dari mitra perusahaan lain menjebak rekan kerja ini agar dia melakukan sebuah kesalahan besar kemudian memakai alasan ini untuk memecatnya dan penggantinya juga telah dipersiapkan sebelumnya. Pelajaran dari kejadian ini adalah daripada kita menghabiskan waktu dan tenaga untuk melakukan hal yang merugikan orang lain dan tidak menguntungkan siapa pun, lebih baik waktu dan tenaga kita digunakan untuk memperdalam ilmu dan mencoba mencari tempat kerja lain yang mempunyai lingkungan kerja yang lebih cocok untuk kita. Namun sangat disayangkan sebagian orang lokal yang penulis kenal sepertinya tidak menyadari hal ini.