Tahukah Anda? Anggota Dewan Legislatif Hong Kong Memiliki Libur 80 Hari Per Tahun Karena Sebuah Alasan
Hong Kong adalah sebuah kota di negara Tiongkok yang unik, meskipun adalah sebuah kota, namun memiliki sebuah Dewan Legislatif tersendiri yaitu Legislative Council of Hong Kong Special Administrative Region 香港立法會 [heung1 gong2 laap6 faat3 wui2] yang terdiri dari 90 anggota Dewan Legislatif, termasuk 20 anggota dari hasil pemilihan geografis, 30 anggota dari hasil pemilihan fungsional dan 40 anggota dari hasil pemilihan antara panitia pemilihan.
Kebijakan berasal dari awal penjajahan Kerajaan Britania Raya atas Hong Kong
Barangkali anggota Dewan Legislatif Hong Kong adalah pekerjaan yang memiliki cuti tahunan terbanyak di Hong Kong yaitu sebanyak 80 hari. Selain itu mereka juga mendapat libur lain di hari-hari festival sekitar 30-40 hari, maka total mereka memperoleh sekitar 120 hari libur dalam 1 tahun. Kebijakan tersebut ada sejak awal penjajahan Kerajaan Britania Raya atas Hong Kong. Pada waktu itu semua anggota Legislatif termasuk Gubernur adalah orang Britania Raya, maka pada musim panas di Hong Kong mereka mendapat libur sepanjang 2.5 bulan untuk naik kapal kembali ke negara Britania Raya untuk berlibur. Kebijakan tersebut masih dipertahankan setelah adanya penerbangan komersial antara Britania Raya dan Hong Kong dan sampai saat ini.
Alasan-alasan mengapa sampai saat ini tidak menghapus kebijakan tersebut
Beberapa pihak mengkritik bahwa kebijakan tersebut seharusnya dihilangkan karena sebenarnya merupakan salah satu kebijakan diskriminasi pada waktu itu. Namun sampai saat ini tidak ada satu pun anggota Dewan Legislatif Hong Kong yang berani berdiri keluar meminta untuk menghilangkan kebijakan tersebut.
Presiden Dewan Legislatif Hong Kong, Andrew Leung Kwan-yuen 梁君彥 memberi pembelaan bahwa sebenarnya 80 hari tersebut tidak lagi bersifat libur, melainkan adalah masa istirahat dari pertemuan resmi Dewan Legislatif pada musim panas. Para anggota Dewan Legislatif tetap bekerja seperti bertemu dengan para pejabat, turun ke lapangan bertemu dengan rakyat untuk mendengar pendapat mereka dan berkunjung ke luar negeri untuk melakukan kunjungan atau studi.