Di Hong Kong terdapat lebih dari 10% sekolah merupakan sekolah khusus 1 jenis kelamin. Sebagian besar sekolah-sekolah tersebut merupakan salah satu sekolah terbaik di Hong Kong. Penyebab utama kota Hong Kong memiliki banyak sekali sekolah khusus 1 jenis kelamin karena pernah dijajah oleh negara Britania Raya.
Tidak lama setelah negara Britania Raya menjajah Hong Kong yaitu tahun 1862, pemerintah Hong Kong mulai menerapkan sistem pendidikan dari Britania Raya dan mendirikan sebuah sekolah pemerintah Hong Kong pertama yaitu Government Central School 中央書院 (jung1 yeung1 syu1 yun2) dan saat ini nama sekolah ini telah diubah menjadi Queen's College 皇仁書院 (wong4 yan4 syu1 yun2) yang terletak dekat Victoria Park.
Pada waktu itu sekolah-sekolah terbaik di Britania Raya pada umumnya adalah sekolah khusus 1 jenis kelamin, karena sekolah-sekolah tersebut dulunya adalah khusus sekolah para bangsawan, maka Government Central School / Queen's College juga adalah sebuah sekolah khusus 1 jenis kelamin yaitu sekolah khusus anak laki-laki.
Tidak lama kemudian yaitu tahun 1890, sekolah pertama khusus perempuan didirikan dan diberikan nama Government Central School for Girls 中央女子書院 (jung1 yeung1 neui5 ji2 syu1 yun2) dan saat ini nama sekolah telah diubah menjadi Belilios Public School 庇理羅士女子中學 (bei3 lei5 lo4 si6 neui5 ji2 jung1 hok6). Kedua sekolah tersebut sampai saat ini masih termasuk sekolah terbaik di Hong Kong.
Sistem pendidikan tersebut kemudian diterapkan oleh banyak sekolah-sekolah baru di Hong Kong dan banyak berhasil mendidik pelajar-pelajar yang berprestasi. Sebagian besar dari sekolah-sekolah yang menggunakan sistem pendidikan ini berhasil dikategorikan sebagai salah satu sekolah terbaik di Hong Kong. Di Hong Kong sampai saat ini jumlah sekolah khusus anak perempuan lebih banyak daripada anak laki-laki.
Sebagian ahli di dunia tidak menyetujui adanya sekolah khusus 1 jenis kelamin, karena mereka beranggapan bahwa adanya sekolah khusus 1 jenis kelamin disebabkan anak pria lebih diprioritaskan untuk menerima pendidikan daripada anak perempuan, sehingga menyebabkan banyak sekolah yang tidak mau menerima anak perempuan sebagai murid, lalu tidak lama kemudian muncul sekolah khusus anak perempuan untuk menampung anak-anak perempuan yang tidak dapat sekolah. Salah satu negara yang paling tidak setuju menerapkan sistem pendidikan tersebut adalah China, karena setelah mulainya reformasi ekonomi China sampai saat ini, salah satu kebijakan penting negara tersebut adalah mendorong kesetaraan gender agar pria dan wanita mendapat perlakuan yang setara.
Selain itu, beberapa negara mendirikan sekolah khusus 1 jenis kelamin karena sebuah agama atau kepercayaan, dengan demikian untuk membedakan derajat pria dan wanita, maka banyak kelompok masyarakat yang menentang adanya sekolah khusus 1 jenis kelamin ini.
Ada beberapa alasan mengapa Britania Raya dan Hong Kong sampai saat ini beranggapan sekolah khusus 1 jenis kelamin adalah sistem pendidikan yang terbaik.
Para Ilmuwan beranggapan otak pria dan wanita berbeda
Para ilmuwan dan ahli otak telah membuktikan bahwa otak pria dan wanita itu berbeda. Otak besar pria lebih pintar untuk logika dan teknologi siber, namun otak wanita lebih pintar dalam hal bahasa dan emosional. Selain itu, cara pria dan wanita untuk daya ingat dan menganalisa sebuah penglihatan, cara mengatasi emosi juga berbeda. Hal tersebut menyebabkan mengapa anak laki-laki dan perempuan pada umumnya mempunyai perbedaan dalam hal mata pelajaran yang disukai, tingkah laku, kecepatan proses belajar, cara menghadapi guru dan cara bergaul dengan sesama.
Berdasarkan data dari Programme for International Student Assessment (PISA) dari Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) menyatakan bahwa dalam hal kemampuan membaca murid perempuan lebih barik daripada murid laki-laki, namun murid laki-laki lebih unggul dalam kemampuan matematika.
Selain itu secara biologis anak perempuan juga lebih cepat dewasa dibandingkan anak pria terutama pada waktu memasuki masa Secondary (SMP). Di masa tersebut, murid-murid perempuan seringkali menertawakan teman-teman satu kelas pria yang lain dengan tingkah laku mereka yang masih kekanak-kanakan, terkadang menyebabkan murid-murid pria menjadi tidak percaya diri.
Dapat menggunakan materi pelajaran sesuai jenis kelamin
Sehubungan dengan karakter anak laki-laki dan perempuan yang berbeda, maka sekolah 1 jenis kelamin dapat mempersiapkan materi pelajaran dan guru-guru yang cocok untuk jenis kelamin tersebut. Contohnya anak laki-laki lebih suka melakukan kompetisi satu dengan yang lain dibandingkan dengan anak perempuan, cara menghadapi murid laki-laki harus dengan nada perintah, tetapi terhadap murid perempuan harus dengan nada yang lebih lembut dan lain sebagainya. Jumlah guru pria juga lebih banyak di sekolah khusus anak laki-laki dibandingkan dengan sekolah khusus perempuan dan sebaliknya.
Murid-murid lebih dapat berkonsentrasi belajar dan dapat membahas hal-hal yang lebih sensitif
Di dalam sekolah khusus 1 jenis kelamin, murid-murid dapat lebih berkonsentrasi terhadap pelajaran, karena mereka tidak perlu pusing untuk berusaha tampil lebih baik di depan lawan jenis dan memikirkan hal cinta dalam sekolah, secara tidak langsung hal ini juga membuat persahabatan antara murid lebih kuat. Murid-murid juga lebih berani bertanya karena tidak perlu merasa malu untuk menunjukan sisi kelemahan atau kesalahan jika tidak ada lawan jenis dalam kelas. Selain itu juga mereka dapat membahas hal-hal yang lebih sensitif jika tidak terdapat murid atau guru lawan jenis.
Dalam sebuah penelitian dari universitas Britania Raya paling terkenal yaitu University of Cambridge bahwa nilai para murid mengalami lonjakan setelah memisahkan mereka di kelas yang berbeda berdasarkan jenis kelamin.
Di Hong Kong terdapat 27 sekolah Secondary (sekolah menengah) khusus laki-laki dan 40 sekolah khusus perempuan.
Sekolah khusus laki-laki (di antaranya 20 sekolah Katolik, 3 sekolah Kristen Protestan dan 4 sekolah lainnya)
Sekolah khusus wanita (27 sekolah Katolik, 10 sekolah Kristen Protestan dan 3 sekolah lainnya)