Hong Kong dijuluki oleh penduduk lokal sebagai 福地 [fuk1 dei6] yang artinya tanah yang diberkati, karena Hong Kong tidak seperti banyak kota atau negara lainnya yang mempunyai kemungkinan mengalami bencana alam yang besar. Sebenarnya sebagian besar penduduk Hong Kong melupakan atau tidak mengetahui bahwa sebenarnya Hong Kong juga pernah dilanda gempa yang menyebabkan kerusakan pada gedung-gedung.
Pada tanggal 13 Februari 1918 yaitu hari ke-3 Imlek, sebuah pulau kecil di Daratan Tiongkok yang terletak di 300km bagian timur laut Hong Kong yaitu Nanao 南澳 dilanda oleh gempa bumi 7.3 skala Richter. Meskipun berjarak 300km, gempa tersebut juga menyebabkan hampir semua gedung di Hong Kong bergoyang, bahkan sebagian gedung mengalami kerusakan. Berdasarkan data yang tercatat, beberapa penduduk Hong Kong meninggal atau mengalami luka dalam kejadian tersebut. Area yang mengalami kerusakan paling parah adalah area-area dalam distrik Central & Western.
Salah satu gedung yang mengalami kerusakan cukup berat adalah sekolah Saint Joseph's College 聖若瑟書院 [sing3 yeuk6 sat1 syu1 yun2] yang pada waktu itu terletak di Robinson Road, Central. Setelah itu pihak sekolah memutuskan membangun kembali sebuah gedung baru di Kennedy Road, Central. Selain itu, beberapa bangunan di dalam kawasan The University of Hong Kong (HKU) 香港大學 [heung1 gong2 daai6 hok6] juga mengalami kerusakan, sehingga bangunan-bangunan tersebut harus dibongkar. Beberapa gedung pemerintah juga dilaporkan mengalami keretakan setelah gempa terjadi.