Tahukah Anda? Mogok Kerja Pertama Di Hong Kong Pada Tahun 1844 Karena Kecerobohan Penerjemah
Mogok kerja pertama di Hong Kong terjadi pada tahun 1844 dan hampir semua karyawan dari perusahaan swasta maupun pemerintah ikut serta dalam aksi tersebut. Salah satu penyebabnya adalah kecerobohan seorang penerjemah ketika mengumumkan sebuah peraturan pemerintah dari bahasa Inggris ke bahasa Chinese.
Sebuah peraturan baru dari Gubernur Hong Kong yang tidak disukai oleh pengusaha etnis Inggris
Pada tahun 1840an yaitu awal masa penjajahan negara Britania Raya atas Hong Kong, tingkat kriminal sangat tinggi dan sebagian pegawai negeri juga bekerja sama dengan bajak laut yang aktif di Hong Kong. Pada bulan Agustus 1844 gubernur Hong Kong ke-2 yaitu Sir John Francis Davis memutuskan mengeluarkan sebuah kebijakan yaitu Household Registration 人口登記法例 (yan4 hau2 dang1 gei3 faat3 lai6) untuk mendaftar data setiap penduduk di Hong Kong.
Kebijakan tersebut terlihat sangat baik, namun dalam kebijakan tersebut terdapat sebuah Undang-Undang bahwa setiap penduduk etnis Inggris atau Eropa harus membayar pajak sebanyak HK$5 per tahun untuk pemerintah dan etnis Chinese sebanyak HK$1. Sebelumnya Sir John Francis Davis tidak disukai oleh para penduduk etnis Inggris di Hong Kong, kebijakan tersebut membuat para pengusaha etnis Inggris semakin tidak menyukainya.
Pada waktu itu seorang karyawan / pekerja etnis Chinese hanya mendapat gaji sebesar HK$2-3, maka HK$1 bagi mereka adalah jumlah yang sangat besar.
Hanya salah menerjemahkan satu kata menyebabkan mogok kerja massal di Hong Kong
Satu hal yang membuat situasi memanas dan menyebabkan aksi mogok kerja pertama kalinya dalam sejarah Hong Kong adalah penerjemahan Undang-Undang tersebut dengan ceroboh yaitu menerjemahkan "HK$1 per tahun" menjadi "HK$1 per bulan". Hanya kesalahan satu kata ini menyebabkan amarah penduduk etnis Chinese sehingga mereka memutuskan untuk melakukan mogok kerja massal.
Pada bulan Oktober 1844, para penduduk etnis Chinese di Hong Kong bersatu melakukan mogok kerja bersama. Hal tersebut tidak hanya para karyawan atau pekerja yang ikut serta, bahkan perusahaan lokal dan Britania Raya juga mendukung aksi tersebut.
Pada tanggal 30 Oktober 1844, para pegawai negeri dan karyawan dari perusahaan besar bergabung dalam aksi tersebut, sebagian perusahaan juga sementara waktu menghentikan usaha mereka sebagai tanda mendukung aksi mogok kerja ini.
Pada tanggal 1 November 1844 para pekerja pelabuhan dan pekerja bangunan juga ikut serta dalam aksi mogok kerja ini, namun Sir John Francis bersikeras untuk tetap mengeluarkan Undang-Undang tersebut, bahkan mengirim laporan kepada pemerintah pusat di Britania Raya bahwa sebagian penduduk etnis Inggris di Hong Kong mempergunakan penduduk lokal untuk melakukan aksi mogok kerja. Pada akhirnya sebanyak 3,000 penduduk etnis Chinese memilih meninggalkan Hong Kong dan kembali ke kampung halaman mereka di Daratan China. Dapat dikatakan hal ini menyebabkan ekonomi Hong Kong tidak dapat berjalan pada waktu itu.
Gubernur menyerah dan mencabut kebijakan tersebut
Pada akhirnya Sir John Francis pada tanggal 2 November 1844 menunda pelaksanaan Undang-Undang tersebut dan pada tanggal 13 November 1844 kebijakan Household Registration mulai diberlakukan tetapi penduduk tidak perlu membayar pajak tersebut.
Beberapa hal lain telah membuat reputasi Sir John Francis di Hong Kong sangat buruk, maka pada tanggal 18 Maret 1848 dia mengundurkan diri dan mengakhiri jabatannya sebagai Gubernur Hong Kong.