Tahukah Anda? Nama Cathay Pacific Terkait Dengan Julukan Eropa Atas China Pada Abad Pertengahan
Bagi penduduk Indonesia yang sering mengunjungi Hong Kong pasti sudah pernah menggunakan pelayanan dari penerbangan Cathay Pacific Airways 國泰航空 (gwok3 taai3 hong4 hung1). Sebenarnya nama perusahaan maskapai ini pada mulanya berbeda dengan yang sekarang dan dulunya adalah sebuah perusahaan yang didirikan di kota Shanghai pada tahun 1946. Wilayah Daratan China termasuk kota Shanghai pada waktu itu masih dibawa pimpinan Partai Nasionalis 國民黨 (gwok3 man4 dong2).
Didirikan oleh orang Amerika Serikat dan Australia
Cathay Pacific Airways dulunya adalah sebuah perusahaan ekspor impor di kota Shanghai yang bernama 澳華出入口公司 (ou3 wa4 cheut1 yap6 hau2 gung1 si1) dan didirikan pada bulan Januari 1946 oleh seorang pengusaha etnis Amerika Serikat bernama Roy Clinton Farrell dan seorang pilot etnis Australia bernama Sydney Hugh de Kantzow.
Setelah Perang Dunia Kedua berakhir pada tahun 1945, Farrell ingin membeli sebuah pesawat bekas untuk pengiriman barang-barang dagang dengan melintasi Samudra Pasifik. Pada mulanya ia kesulitan mendapatkan bekas pesawat angkut militer yang dia inginkan yaitu Douglas C-47. Farrell pada waktu itu sampai memohon-mohon kepada seorang anggota angkatan udara Amerika Serikat dengan memberikan 1 peti wiski. Tidak lama kemudian Farrell mendapat kabar gembira bahwa terdapat sebuah pesawat jenis Douglas DC-3 bernama Betsy yang diubah dari pesawat angkut militer jenis Douglas C-47 yang dapat dibeli dia. Farrell melihat pesawat ini untuk pertama kalinya pada tanggal 6 Oktober 1945 kemudian ia membeli pesawat tersebut dengan harga US$30,000 dan menerbangkan pesawat ini ke kota New York.
Membawa 2 pesawat kabur dari Shanghai ke Hong Kong
Setelah perusahaan 澳華出入口公司 (ou3 wa4 cheut1 yap6 hau2 gung1 si1) didirikan, Farrell dan Sydney mulai mengirim barang-barang dagangannya dari Australia ke China. Bisnis tersebut membawa keuntungan yang sangat besar bagi mereka, sehingga menarik perhatian dari banyak pihak. Seorang pejabat tinggi pemerintah kota Shanghai bernama Soong Tse-vung 宋子文 ingin membeli saham perusahaan tersebut namun Farrell dan Sydney tidak ingin memberikan usaha yang mereka bangun ini kepada orang lain. Tidak lama kemudian 2 pesawat Douglas DC-3 mereka yaitu Betsy dan Niki ditahan oleh pemerintah Shanghai dan baru dilepas setelah beberapa hari. Hal tersebut sering terjadi, maka pada akhirnya mereka memutuskan memindahkan bisnis mereka ke Hong Kong. Pada subuh hari tanggal 11 Mei 1946, mereka menyogok para petugas pemerintah di bandara dengan sarapan pagi, kemudian dengan diam-diam mereka menerbangkan 2 pesawat mereka ke Bandar Udara Kai Tak, Hong Kong.
Mengubah nama perusahaan setelah pindah ke Hong Kong
Ketika Farrell dan Sydney merencanakan memindahkan bisnis mereka ke Hong Kong, mereka telah memutuskan untuk merubah nama perusahaan mereka. Farrell , Sydney dan beberapa teman melakukan sebuah diskusi tentang nama baru perusahaan ketika mereka berada di sebuah kamar hotel di kota Manila, Filipina. Mereka tidak menyetujui perusahaan diganti dengan nama yang biasa seperti Air Hong Kong atau Hong Kong Airlines. Pada akhirnya mereka bersepakat menyetujui nama yang disukai oleh Farrell yaitu Cathay.
Cathay adalah sebuah kata yang sangat anggun bagi orang Eropa. Arti dari kata tersebut adalah sebuah julukan bangsa Eropa kepada China pada abad pertengahan yaitu sekitar Dinasti Liao 遼朝, karena mereka beranggapan pada masa itu adalah salah satu masa paling makmur dan kuat di China. Selain itu impian mereka adalah suatu hari pesawat mereka dapat terbang ke Amerika Serikat dengan melintasi Samudra Pasifik, maka pada akhirnya mereka memutuskan mengubah nama perusahaan menjadi Cathay Pacific Airways. Untuk nama dalam tulisan Chinese pernah terjadi beberapa kali perubahan pada tahun 1946 sampai dengan tahun 1950an. Nama-nama Chinese yang pernah dipakai seperti 英商太平洋航空公司 (ying1 seung1 taai3 ping4 yeung4 hong4 hung1 gung1 si1), 香港太平洋航空公司 (heung1 gong2 taai3 ping4 yeung4 hong4 hung1 gung1 si1), 國泰太平洋航空公司 (gwok3 taai3 taai3 ping4 yeung4 hong4 hung1 gung1 si1) dan lainnya. Setelah itu penumpang dari China semakin bertambah, maka pada akhirnya mereka menggunakan 國泰航空公司 (gwok3 taai3 hong4 hung1 gung1 si1) sebagai nama Chinese perusahaan sampai saat ini.
Nasib pesawat Betsy dan Niki saat ini
Betsy resmi menyelesaikan tugasnya di perusahaan Cathay Pacific Airways pada tahun 1955 dan dijual ke sebuah perusahaan di Australia. Setelah itu Betsy masih digunakan perusahaan tersebut untuk jalur penerbangan antara Australia dan area hutan Papua Nugini, kemudian pesawat ini mulai dilupakan oleh masyarakat Hong Kong. Pada tahun 1983, seorang pilot dan peneliti penerbangan bernama Martin Willing mengetahui bahwa Betsy masih ada dan sedang dijual, kemudian ia menceritakan hal tersebut kepada manajemen Cathay Pacific Airways dan mereka memutuskan untuk membeli kembali Betsy dengan harga US$4,500,000 kemudian mengubah penampilan kembali seperti semula. Saat ini pesawat ini diletakkan di Hong Kong Science Museum 香港科學館 (heung1 gong2 fo1 hok6 gun2).
Jejak untuk pesawat Niki sudah tidak diketahui, tetapi di depan gedung kantor pusat Cathay Pacific Airways yaitu Cathay Pacific City 國泰城 terdapat sebuah replika Niki untuk mengenang jasanya.