Tahukah Anda? Sebagian Besar Penduduk Hong Kong Tidak Suka Mengucapkan Kata Terima Kasih
Penduduk lokal Hong Kong dikenal bekerja keras, cepat dan efisien, oleh sebab itu mereka pada umumnya tidak suka basa basi dengan orang lain terutama sesama penduduk lokal Hong Kong.
Kata terima kasih semakin jarang digunakan untuk generasi baru Hong Kong
Sangat berbeda dengan penduduk Indonesia, bagi sebagian besar penduduk lokal Hong Kong, kata 多謝 (do1 je6) atau 唔該 (m4 goi1) yaitu "Terima Kasih" dikategorikan sebagai kata basa basi yang tidak perlu diucapkan apabila tidak diperlukan. Bahkan sebagian dari mereka merasa mengucapkan kata terima kasih akan merendahkan diri atau lambang menunduk kepada orang lain.
Hal tersebut menjadi lebih parah pada generasi-generasi baru penduduk lokal Hong Kong, karena banyak sekali orang tua generasi sekarang yang tidak mengajarkan anak untuk mengucapkan terima kasih, atau menyapa kepada orang yang lebih tua.
Sebagian besar anak-anak Hong Kong tidak mengucapkan terima kasih tetapi sering memaki orang yang lebih tua
Sebuah institusi pendidikan di Hong Kong bernama The Hong Kong Institue of Family Education 香港家庭教育學院 (heung1 gong2 ga1 ting4 gaau3 yuk6 hok6 yun2) melakukan sebuah survei dengan tema 香港學童禮貌表現 (heung1 gong2 hok6 tung4 lai5 maau6 biu2 yin6) pada bulan Agustus 2019 kepada 539 penduduk Hong Kong mengenai sopan santun anak-anak mereka. 539 orang tua tersebut adalah orang tua murid dari Kindergarten (Taman Kanank-Kanak), Primary (Sekolah Dasar) dan Secondary (Sekolah Menengah).
Dari hasil survei tersebut, terdapat 83.5% orang tua menyatakan dalam 1 bulan terakhir jarang sekali atau tidak pernah melihat anak-anak mereka mengucapkan terima kasih kepada orang lain dengan kemauan mereka sendiri. 53.6% orang tua menyatakan anak mereka tidak pernah menyapa atau senyum kepada orang lain dengan kemauan mereka sendiri. 90.2% orang tua menyatakan anak-anak mereka memaki mereka jika sedang berbeda pendapat, 15% di antaranya bahkan menyatakan hal tersebut sering terjadi.
Lebih dari 50% orang tua merasa sekolah yang bertanggung jawab mendidik sopan santun anak-anak mereka
Dalam hasil survei tersebut hanya terdapat 27.6% orang tua yang merasa diri mereka yang memegang tanggung jawab atas pendidikan sopan santun kepada anak. Yang merasa pihak sekolah dan pemerintah yang mempunyai tanggung jawab tersebut sebanyak 54% dan 18.4%.
Fakta lain yang sangat mencemaskan adalah hanya 26.3% orang tua yang sering menegur anak atas masalah sopan santun mereka. 21.3% orang tua sangat jarang bahkan tidak pernah mengajarkan sopan santun untuk anak-anak mereka.
Manajer dari The Hong Kong Institute of Family Education, Yu Wing-fai 余榮輝 menyatakan bahwa sebenarnya banyak orang mengerti bahwa betapa pentingnya mereka harus menjadi contoh yang baik bagi anak-anak mereka dalam hal sopan santun, tetapi mereka karena berbagai alasan tidak dapat melakukan hal ini, bahkan melemparkan tanggung jawab ini kepada sekolah.
Namun demikian, didikan dari orang tua dan sekolah sebenarnya sama-sama penting untuk mendidik sopan santun seorang anak, maka Yu Wing-fai menghimbau para orang tua harus memberikan contoh yang baik untuk anak-anak dan harus menegur jika mereka melakukan hal atau mengucapkan kata-kata yang tidak sopan. Ia memberi contoh kepada para orang tua seperti mengajarkan anak menyapa orang yang tua ketika makan bersama dan membiasakan mengucapkan terima kasih kepada orang lain. Orang tua juga harus memberikan pujian kepada anak, jika mereka melakukan hal yang sopan.